Kebun dan Ternak Rumahan, Kita Usahakan Mandiri Pangan

Minggu, September 28, 2025 11 Comments

Slow Living Beternak dan Bertani

dianti.site- Awalnya sih nggak ada niat serius banget untuk mandiri pangan dari rumah.

Cuma karena lihat peluang aja, dan aku sempatkan waktunya jadilah seperti hari ini. 

Rumahku punya atap beton yang luas banget, ada kolam di bawah rumah yang nganggur, sama halaman samping yang lumayan lah daripada nganggur. 

Dari situlah perjalanan kemandirian pangan ala-ala aku dimulai.

Nggak muluk-muluk, aku cuma pengen rumahku bisa jadi sumber pangan sederhana. 

Eh ternyata lama-lama malah jadi kayak mini-farm. 

Serius, tiap bangun tidur sekarang bukan cuma buka jendela, tapi sekalian cek hewan-hewan, siram tanaman-tanaman, sama intip ikan di kolam.

Atap Beton Jadi Kebun Hijau

Dulu atap beton rumahku cuma jadi tempat jemur pakaian. 

Panas, gersang, dan yaa gitu-gitu aja. 

Suatu hari aku mikir, “Lha, ini luas banget kenapa nggak aku manfaatin buat nanam sayur?”

Ditambah lagi limbah galon bekas air mineral makin hari makin banyak 

Akhirnya aku sulap limbah galon bekas jadi pot tanaman dengan konsep self watering.

Soal media tanam pun sebenarnya udah melimpah dari kandang ayam dan kandang kelinci, jadi tunggu apalagi?

Akhirnya aku mulai nanam sayuran favorit. 

Ada kangkung yang gampang banget tumbuh, timun buat lalapan, tomat sampai cabe biar nggak khawatir kalau harga di pasar naik. 

Aku juga coba tanam bawang daun, seledri, plus beberapa tanaman panjang umur kayak jagung, kacang merah, kacang panjang, dan kacang buncis.

Atap beton yang tadinya panas dan bikin mata silau, sekarang berubah jadi kebun hijau yang adem. 

Rasanya tiap sore aku betah nongkrong di atas, sambil nyiram tanaman dan lihat mereka tumbuh.

Kolam Bawah Rumah jadi Lumbung Ikan

Di bawah rumah ada kolam kecil yang dulu sering dipakai cuma buat nampung air hujan. 

Makin kesini malah jentik nyamuk tumbuh liar.

Aku mikir cara membasmi jentik tersebut tapi gak pake zat kimia.

Alhasil setelah diskusi dengan suami, kami memutuskan untuk menabur bibit ikan nila merah sebagai musuh alami jentik-jentik nyamuk.

Cuma karena kolamnya tidak mendapat cahaya matahari optimal, jadi pertumbuhan nila pun gak sesuai harapan.

Usaha gak berhenti sampai itu aja, setelah ikan nila dipanen, digantilah dengan bibit ikan lele dan patin.

Aku pilih lele sama patin karena gampang banget dirawat dan tahan banting.

Sekarang kalau malam-malam pengin makan ikan goreng, aku nggak perlu ke pasar. 

Tinggal jala, ambil lele dari kolam, langsung masak. 

Segarnya dapet, hematnya juga kerasa. 

Kadang kalau ada teman main ke rumah, mereka suka takjub, “Serius ini lele dari bawah rumahmu?” dan aku cuma bisa nyengir bangga.

Halaman Samping Jadi Kandang Ternak

Halaman samping rumah juga nggak mau kalah. 

Aku bikin kandang kecil-kecilan buat hewan peliharaan. 

Awalnya cuma lima ekor, eh sekarang jadi banyak. 

Tiap pagi aku bisa panen telur segar buat sarapan. 

Rasanya beda banget sama telur beli di pasar, kayak lebih gurih, lebih “hidup” aja.

Selain ayam, aku coba tambah koleksi unggas. 

Ada kalkun yang badannya gede dan bikin halaman makin rame, merpati yang awalnya aku pelihara gara-gara dikasih tapi ternyata dagingnya enak juga, dan kelinci yang lucu banget tapi juga cepat berkembang biak.

Puncaknya aku nekat pelihara domba tapi dibantu ngurus sama tetangga. 

Jujur, awalnya agak bingung, tapi ternyata mereka cukup gampang dirawat. 

Domba-domba itu aku kasih makan rumput sekitar rumah, jadi nggak terlalu ribet soal pakan. 

Emmm... Karena udah ada yang bantu ngurus juga sih kalo domba.

Dan tiap lihat domba ngemil dengan santai, rasanya damai banget.

Saling Melengkapi, Nggak Ada yang Sia-Sia

Salah satu hal paling seru adalah ternyata semuanya saling mendukung. Misalnya:

Kotoran ayam, domba, dan kelinci bisa jadi pupuk buat tanaman di atap.

Sisa sayuran yang layu aku kasih ke kelinci, mereka lahap banget.

Air kolam lele aku pakai buat siram tanaman, jangan salah! nutrisinya kaya banget.

Jadi, dari ternak ke kebun, dari kebun ke ternak, semuanya muter. 

Nggak ada yang sia-sia sama sekali.

Hidup Jadi Lebih Bermakna

Banyak banget manfaat yang aku rasain sejak mulai mandiri pangan.

Belanja dapur lebih hemat, karena beberapa kebutuhan memang sudah tersedia di rumah.

Makanan lebih sehat, aku tahu persis apa yang masuk ke ayam, domba, dan sayuran.

Nggak panik harga naik, cabe mahal? Santai aja, tinggal petik.

Punya hiburan baru, daripada main HP terus, sekarang aku lebih sering main sama kelinci atau sama ayam.

Tapi paling sering sih nguyel-nguyel kucing yang emang di adopsi khusus buat nemenin aku di rumah.

Dan yang penting, aku ngerasa lebih “merdeka”. 

Rasanya tenang banget tahu kalau di rumah sudah ada stok pangan sendiri.

Tips Buat yang Pengen Ikut Coba

Kalau kamu kepikiran buat mandiri pangan juga, jangan langsung besar, tapi mulai dari hal kecil. 

Misalnya tanam kangkung di pot atau pelihara ayam kampung sepasang. 

Dari situ nanti kamu bakal ketagihan sendiri.

Jangan takut gagal, aku pun sering kok, tanaman layu, ayam sakit, atau lele mati. 

Namanya belajar pasti ada jatuh-bangunnya, yang penting jangan berhenti! Lama-lama bakal terbiasa.

Sekarang aku sadar, punya atap beton luas, kolam di bawah rumah, dan halaman samping ternyata rezeki besar. 

Daripada kosong dan nggak kepakai, lebih baik dimanfaatkan. 

Dari situ lahirlah mini farm versiku: ada ayam, kalkun, merpati, kelinci, domba, ikan lele, ikan patin, plus kebun sayuran di atap yang hijau.

Aku nggak bilang ini mudah, tapi percayalah, hasilnya bikin hati puas. 

Rasanya kayak punya lumbung pangan sendiri, langsung di rumah. 

Dan aku yakin, kalau aku bisa, kamu juga bisa. 

Mulai aja dari satu pot cabe atau satu ekor ayam, siapa tahu nanti berlanjut jadi mini farm yang bikin hidupmu lebih bahagia.***


Calvin Verdonk: Loopy Imut dengan Stamina 3 Paru-paru, El Konsisten di Timnas Indonesia

Senin, September 22, 2025 0 Comments
Calvin Verdonk di Timnas Indonesia

dianti-site- Kalau ada pemain Timnas Indonesia yang sukses bikin netizen jatuh hati bukan cuma karena skill, tapi juga vibes-nya, jawabannya jelas Calvin Verdonk. 

Bek kiri naturalisasi ini punya wajah imut kayak karakter Loopy.

Eitss tapi jangan salah, di lapangan dia berubah jadi mesin lari dengan stamina yang kayak nggak habis-habis. 

Nggak heran kalau fans kasih dia julukan “si pemain tiga paru-paru”.

Lucunya, ada juga yang bercanda, “Kayaknya bukan tiga deh, tapi lima paru-paru sekalian.” 

Intinya, stamina Calvin Verdonk udah level next gen. 

Dari awal pertandingan sampai peluit akhir, dia jarang banget kelihatan ngos-ngosan.

Rahasia Stamina Calvin Verdonk: Latihan Bareng Kakak

Banyak yang penasaran, kok bisa sih Calvin segitu kuatnya lari sepanjang pertandingan? 

Ternyata rahasianya ada di keluarga. 

Kakak Calvin Verdonk, Darryl Verdonk, adalah seorang kickboxer profesional asal Belanda yang pernah juara di Enfusion dan tampil di K-1.

Sejak kecil, Calvin Verdonk sering ikut-ikut latihan bareng sang kakak. 

Jangan bayangkan sekadar jogging atau latihan fisik standar sepak bola. 

Latihan kickboxing itu keras: ada circuit training, drills pukulan & tendangan, conditioning ekstrem, plus teknik pernapasan buat ningkatin kapasitas paru-paru. 

Pola latihan ini ikut membentuk daya tahan tubuh Calvin Verdonk.

Hasilnya? Saat pemain lain ngos-ngosan, Calvin Verdonk masih bisa sprint bolak-balik seakan ada tombol recharge otomatis. 

Baca juga: Kembar di Lapangan: Dari Tachibana Kyodai sampai Sayuri Bersaudara

Fans pun makin yakin: stamina luar biasa Calvin Verdonk sebagian besar diwariskan dari DNA atletik keluarga plus lingkungan latihan yang super disiplin.

Si Pemain yang Jarang Bicara

Kalau diperhatiin, Calvin Verdonk bukan tipe pemain yang banyak omong. 

Dia nggak suka terlalu sering tampil heboh di media. 

Lebih kalem, jarang kasih statement panjang, dan cenderung low profile. 

Tapi justru karena itu, dia punya pesona berbeda.

Fans bahkan kasih julukan baru: El Konsisten. 

Kenapa? Karena hampir di setiap pertandingan, performa Calvin stabil di level tinggi. 

Nggak ada drama, nggak ada tiba-tiba drop. 

Dia selalu main dengan disiplin, rapi, dan efektif. 

Jadi meski bukan pemain yang paling sering mencetak gol, kehadirannya bikin sisi kiri Timnas Indonesia selalu aman.

Lebih dari Sekadar Bek Kiri di Timnas Indonesia 

Posisi bek kiri sering dipandang sebelah mata dibanding striker atau gelandang kreatif. 

Tapi Calvin Verdonk berhasil bikin posisi ini naik level. 

Dia bukan cuma bertahan, tapi juga aktif bantu serangan dengan overlap dan crossing.

Contoh jelasnya pas Indonesia lawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Meski kalah tipis, performa Calvin Verdonk dapat banyak pujian. 

Beberapa kali dia nutup ruang berbahaya, tapi juga masih sempat bikin tekanan ke sisi lawan. 

Dari situ makin terlihat: stamina + disiplin Calvin adalah aset besar Timnas.

Branding Calvin Verdonk ala Netizen Indonesia 

Wajah Calvin yang imut dengan senyum tipisnya bikin fans langsung ngasih label “Loopy”. 

Meme pun berseliweran: ada yang edit fotonya ke versi Loopy tapi lari bolak-balik di lapangan.

Bedanya, kalau Loopy terkenal rakus makan, Calvin rakus lari. 

Tambahin lagi branding “3 paru-paru” hasil kreativitas netizen Indonesia, lengkaplah paket pemain idola: wajah imut, stamina dewa, performa konsisten.

Konsistensi Jadi Modal Utama Calvin Verdonk 

Kalau ditanya apa kekuatan terbesar Calvin Verdonk, jawabannya bukan cuma stamina, tapi konsistensi. 

Banyak pemain bisa tampil bagus di satu-dua pertandingan, tapi mempertahankan performa stabil sepanjang musim? Itu lebih susah.

Konsistensi ini jelas nggak datang tiba-tiba. 

Pola latihan keras bareng kakaknya di dunia kickboxing terbukti nular ke sepak bola.

Kickboxing itu menuntut disiplin hidup: dari pola makan, jadwal latihan, sampai recovery. 

Semua itu ikut membentuk mental Calvin yang disiplin, sehingga tiap kali turun di lapangan, levelnya jarang turun.

Simbol Era Baru Timnas Indonesia 

Calvin Verdonk bergabung dengan Timnas Indonesia sejak era kepelatihan Shin Tae-yong.

Sementara itu, Pelatih Shin Tae-yong dikenal suka gaya main intens: pressing ketat, transisi cepat, dan stamina level tinggi. 

Filosofi itu pas banget dengan gaya Calvin Verdonk. 

Di sisi kanan ada Asnawi Mangkualam atau Yakob Sayuri yang juga penuh energi, sedangkan sisi kiri sekarang punya Calvin Verdonk yang sama aktifnya.

Ini bikin lawan pusing karena kiri-kanan sama-sama jadi ancaman. 

Plus, dengan stamina “3 paru-paru”, Calvin Verdonk bisa main sesuai tuntutan pelatih tanpa terlihat kelelahan. 

Jadi bukan cuma sekadar tambahan di Timnas Indonesia, dia adalah elemen kunci dalam strategi besar Garuda.

Loopy, 3 Paru-paru, dan El Konsisten

Calvin Verdonk udah lebih dari sekadar naturalisasi. 

Dia berhasil bikin fans jatuh hati lewat kerja keras, disiplin, dan performa stabil di lapangan. 

Julukan “3 paru-paru” dan “El Konsisten” bukan cuma guyonan netizen, tapi pengakuan akan kualitasnya.

Dengan wajah Loopy yang imut, stamina hasil latihan keras bareng kakak kickboxer, plus mental disiplin, Calvin Verdonk jelas udah jadi salah satu pemain paling dicintai di Timnas Indonesia. 

Fans boleh bercanda soal “paru-paru ekstra”, tapi di balik itu ada rasa hormat buat pemain yang jarang bicara namun selalu berbicara lewat aksinya.

Kalau terus konsisten, Calvin Verdonk bukan cuma akan jadi bek kiri tangguh, tapi juga salah satu simbol era emas baru sepak bola Indonesia.



Kembar di Lapangan: Dari Tachibana Kyodai sampai Sayuri Bersaudara

Minggu, September 21, 2025 17 Comments
Tachibana Kyodai dan Sayuri Bersaudara 


dianti site- Kalau ngomongin sepak bola dan “si kembar”, pikiran langsung melayang ke anime legendaris Captain Tsubasa. 

Buat generasi 90-an dan 2000-an, duo Tachibana Kyodai alias Masao dan Kazuo Tachibana adalah contoh ultimate dari kekompakan saudara kembar di lapangan hijau. 

Teknik mereka ikonik banget, kayak Skylab Hurricane atau Skylab Twin Shot, yang mustahil dilakukan di dunia nyata tapi sukses bikin penonton melongo.

Nah, menariknya, kita di Indonesia punya “versi dunia nyata” dari cerita itu. 

Mereka adalah Sayuri Bersaudara: Yakob Sayuri dan Yance Sayuri, kembar asli Papua yang belakangan sering jadi bahan obrolan fans bola Tanah Air. 

Bedanya, kalau Tachibana cuma bisa kita lihat di layar kaca anime, Sayuri bersaudara beneran bisa kita tonton di stadion atau di layar TV saat mereka main buat klub maupun Timnas.

Kompak Kayak Nempel Lem

Salah satu hal yang bikin duo kembar di sepak bola jadi spesial adalah chemistry alami mereka. 

Tachibana Kyodai di anime sering diceritain seolah punya telepati: yang satu lompat, satunya lagi langsung tahu kapan harus nyundul atau nendang. 

Nah, vibes itu juga kerasa dari Yakob dan Yance.

Yakob biasanya main lebih ofensif, sering menusuk dari sisi sayap atau nyelinap ke kotak penalti. 

Yance punya peran mirip, tapi lebih fleksibel, bisa bantu transisi dan kasih variasi serangan. 

Intinya, mereka kayak punya jam main yang sinkron. 

Kalau orang lain butuh waktu buat bangun chemistry, Sayuri bersaudara sudah lahir dengan itu.

Momen Spesial di FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Burundi

Salah satu laga memorable tentu pas Timnas Indonesia lawan Burundi di FIFA Matchday Maret 2023. 

Di pertandingan itu, Yakob Sayuri mencetak gol pembuka lewat sundulan cantik hasil umpan Stefano Lilipaly. 

Gol itu jadi sorotan karena nggak cuma penting buat kemenangan 3-1 Garuda.

Tapi juga karena di momen yang sama, kembarannya, Yance Sayuri, akhirnya debut di Timnas senior.

Banyak media sempat heboh menyebut “kembar Sayuri kompak di Timnas”.

Walaupun faktanya gol hanya dicetak Yakob, momen itu tetap terasa “kompak”.

Karena untuk pertama kalinya kita bisa lihat dua kembar asli Papua sama-sama mengenakan jersey merah putih di level senior. 

Aura anime Captain Tsubasa seolah kebawa ke dunia nyata.

Fans langsung kebayang adegan Tachibana Kyodai di lapangan. 

Bedanya, Yakob dan Yance nggak pakai salto bareng-bareng, tapi kontribusinya tetap berasa. 

Yakob bikin gol, Yance memberi energi baru lewat kecepatan dan pressing. 

Jadi walaupun belum barengan bikin gol, vibe “double trouble” udah muncul banget.

Hat-trick Si Kembar di Malut United

Kalau di Timnas mereka belum benar-benar bikin gol barengan di satu pertandingan, di level klub ceritanya beda. 

Di musim Liga 1 2024/2025, Sayuri Bersaudara bikin sejarah.

Yakob Sayuri berhasil bikin hat-trick waktu Malut United menang 3-1 lawan Persis Solo (pekan ke-28).

Nggak mau kalah, Yance Sayuri juga bikin hat-trick di laga Malut United vs PSIS Semarang menang 5-1 (pekan ke-33).

Oke, memang bukan “satu laga, dua kembar, dua gol” kayak bayangan Captain Tsubasa. 

Tapi tetap aja Sayuri Bersaudara keren banget. 

Di satu musim yang sama, dua saudara kembar bisa sama-sama bikin hat-trick untuk klub yang sama. 

Itu jarang banget terjadi di sepak bola dunia, apalagi di Liga 1. 

Bisa dibilang, mereka lagi-lagi berhasil kasih vibe Tachibana Kyodai ke fans Indonesia.

Ikonik Karena Keunikannya

Persamaan lain antara Tachibana Kyodai dan Sayuri Bersaudara ada di “keunikan”. 

Kalau Tachibana mencolok dengan jurus salto dan atraksi udara, Sayuri bersaudara unik dengan energi dan gaya main eksplosif khas Papua. 

Yakob sering jadi ujung tombak serangan, sementara Yance bisa ngacak-ngacak sisi sayap dengan dribelnya. 

Jadi meskipun nggak identik cara mainnya, mereka saling melengkapi.

Sama-sama Membawa Nama Bangsa

Tachibana Kyodai selalu all out buat Jepang, bahkan sampai rela pasang badan di lapangan demi kemenangan. 

Nah, Yakob dan Yance juga punya semangat sama: bangga bawa nama Indonesia. 

Mereka jadi kembar pertama yang pernah sama-sama tampil di Timnas senior. 

Itu bukan cuma sejarah buat mereka berdua, tapi juga kebanggaan buat fans sepak bola Indonesia.

Bayangin aja, anak Papua bisa tembus ke level tertinggi, barengan lagi sama saudara kembarnya. 

Inspiratif banget buat generasi muda yang bercita-cita main bola.

Duo yang Bikin Lawan Pusing

Intinya, baik di dunia anime maupun dunia nyata, “duo kembar” selalu berhasil bikin lawan pusing. 

Tachibana Kyodai jadi legenda fiksi, sementara Sayuri bersaudara adalah real deal yang bisa kita saksikan langsung di lapangan.

Bedanya jelas: Tachibana bisa terbang dan bikin gol salto bareng, Sayuri bersaudara fokus ke hal-hal realistis kayak speed, stamina, dan kerjasama. 

Tapi efeknya sama: bikin lawan deg-degan setiap kali mereka pegang bola.

Chemistry Itu Kekuatan

Dari Captain Tsubasa sampai ke Liga 1, satu hal yang nggak bisa dipungkiri adalah kekuatan chemistry antar kembar. 

Itu bukan sekadar cerita, tapi realita yang bisa jadi senjata rahasia di lapangan.

Tachibana Kyodai menghibur kita lewat jurus-jurus akrobatik. 

Sayuri bersaudara menginspirasi lewat kerja keras dan dedikasi buat Indonesia. 

Dua-duanya membuktikan bahwa sepak bola bukan cuma soal skill individu, tapi juga soal koneksi, komunikasi, dan kekompakan.

Dan siapa tahu, suatu hari nanti kita benar-benar lihat Yakob dan Yance “kompak bikin gol” di satu laga Timnas Indonesia. 

Kalau itu kejadian, fix vibes Tachibana Kyodai bakal terasa banget di lapangan hijau Indonesia.***


8 Cara Simple Biar Mental Tetap Sehat & Waras

Kamis, September 18, 2025 0 Comments
Sehat Mental


dianti.site- Mental sehat itu penting banget, gengs. 

Jangan mikir cuma badan aja yang harus dijaga, pikiran dan perasaan juga butuh dirawat. 

Nah kabar baiknya, nggak perlu effort gede buat mulai jaga kesehatan mental. 

Cukup dari hal-hal kecil yang konsisten, efeknya bisa luar biasa.

Yuk kita bahas 8 cara simple biar mental tetap on track:

1. Afirmasi Positif

Mulai hari dengan ngomong hal baik ke diri sendiri. 

Kayak: 

“Gue bisa kok!” atau “Hari ini bakal seru.”

Kedengarannya receh, tapi trust me, afirmasi bisa bikin mood auto naik.

2. List Bersyukur

Nulis hal-hal kecil yang mesti disyukuri setiap hari, misalnya “hari ini makan enak” atau “cuaca adem banget”. 

Praktik gratitude ini bikin hati lebih adem dan jauh dari vibes negatif.

3. Stop Over-Multitasking

Multitasking boleh, tapi jangan kebanyakan.

Fokus ke satu hal bikin otak lebih ringan dan nggak gampang overthinking. 

Hidup juga jadi lebih mindful.

4. Olahraga Rutin

Nggak harus nge-gym tiap hari, jalan santai atau stretching aja udah oke. 

Badan gerak → endorfin keluar → stres kabur.

5. Jaga Asupan Nutrisi

Makanan sehat = pikiran sehat. 

Karbo dan protein seimbang bisa bantu produksi serotonin yang bikin hati lebih tenang. 

Jadi, jangan sering skip makan ya.

6. Curhat ke Orang yang Ngerti

Kadang kita cuma butuh didengar, bukan dinasihatin. 

Pilih orang yang bisa respect dan bikin nyaman buat cerita. 

Itu bisa jadi healing tersendiri.

7. Me Time & Chill

Luangin waktu buat santai: denger musik, nonton film, atau sekadar rebahan tanpa rasa bersalah. 

Bahkan latihan pernapasan simpel bisa bikin pikiran lebih kalem.

8. Jangan Begadang Tiap Malam

Kurang tidur = mood ancur. 

Coba bikin jadwal tidur yang konsisten dan hindari scroll TikTok sampai jam 2 pagi. 

Tidur cukup bikin mental lebih stabil.

Intinya...

Menjaga kesehatan mental itu bukan hal ribet, asal mau mulai dari hal kecil tapi konsisten. 

Jangan tunggu sampai burn out dulu baru sadar butuh healing.

Kalau sayang sama diri sendiri, jangan lupa rawat bukan cuma badan, tapi juga pikiran dan hati.***


Self Reward, Hadiah Kecil yang Bikin Mental Jadi Lebih Waras

Rabu, September 17, 2025 0 Comments
Self Reward


dianti.site Coba deh jujur, kapan terakhir kali kasih hadiah buat diri sendiri setelah mencapai sesuatu? 

Kalau jawabannya “udah lama banget” atau malah “nggak pernah”, wah… berarti kamu kelewat pentingin kesibukan sampe lupa apresiasi diri sendiri.

Padahal, self reward itu wajib hukumnya, bukan cuma gaya-gayaan doang. 

Kasih waktu buat manjain diri sendiri tuh efeknya gede banget buat kesehatan mental.

Jadi jangan mikir itu egois atau manja ya, karena faktanya justru bikin hidup lebih sehat dan waras.

Kenapa Self Reward Penting? Ini Alasannya 

1. Bikin Lebih Bahagia

Bayangin kalo udah jajan makanan favorit, beli barang impian, atau liburan singkat setelah kerja keras. 

Rasanya pasti uwuwu banget. 

Itu semua karena otak lo ngeluarin dopamin alias “hormon happy”. 

Jadi, makin sering kasih reward, makin gampang mood lo naik.

2. Naikin Rasa Percaya Diri

Self reward tuh kayak validasi kalau lo emang worth it. 

Dengan kasih hadiah ke diri sendiri, lo lagi bilang: “Gue keren, gue bisa, gue pantas dihargain.” Dan itu otomatis bikin self-esteem naik.

3. Nambah Energi Positif

Kerja keras + hadiah = motivasi makin meledak. 

Lo jadi lebih semangat ngejar goal berikutnya karena udah ngerasain enaknya dihargai. 

Jadi, nggak ada tuh istilah kerja rodi tanpa apresiasi.

4. Stres & Lelah Jadi Berkurang

Hidup itu emang capek, tapi kalau sesekali kamu wajib kasih jeda buat healing, dijamin pikiran bakal fresh lagi. 

Self reward tuh kayak nge-charge energi biar nggak gampang tumbang.

Intinya...

Self reward itu bukan hal sepele. 

Sama kayak lagi dukung temen pas dia lagi down, kamu mesti dukung diri sendiri biar tetap kuat. 

Bahkan penelitian bilang, orang yang sering kasih kebaikan ke dirinya sendiri punya mental lebih tahan banting.

So, jangan pelit sama diri sendiri ya. 

Kasihlah hadiah kecil, entah itu ngopi cantik, beli buku baru, atau sekadar tidur siang tanpa alarm. 

Percaya deh, efeknya bakal luar biasa buat kesehatan mental.***


Ngobrol Sama Diri Sendiri? Nggak Aneh, Kok!

Senin, September 15, 2025 0 Comments


dianti.site - Pernah nggak sih ngomong sendiri? Iya, ngomong sama diri sendiri gitu?

Tenang aja, itu bukan tanda kamu crazy, tapi namanya self talk. 

Dan FYI, self talk ini justru bisa jadi senjata ampuh buat jaga mental tetap sehat.

Tapi catet ya, self talk itu kudu positif.

Soalnya apa yang diomongin ke diri sendiri bakal ngefek banget ke cara ngadepin hidup.

Kalau udah bisa nge-handle self talk positif, biasanya bakal jadi lebih pede, lebih semangat, dan lebih produktif. Sounds good kan?

Emang Self Talk Beneran Ada Manfaatnya?

Setiap orang tuh punya “narator” di kepalanya. 

Bayangin aja kayak film, selalu ada suara batin yang ngasih komentar: “gas terus” atau “eh, pikir dulu deh”.

Nah, kalau narator di kepala negatif, ya hidup bisa kerasa suram. 

Tapi kalau udah biasa self talk positif, otomatis keputusan lebih jernih, mood lebih oke, dan hidup berasa lebih enteng.

Intinya "nggak mungkin hidup positif kalau pikiran lo negatif".

Manfaat Self Talk Buat Mental & Fisik

Self talk tuh nggak cuma bikin mental waras, tapi juga ngaruh ke fisik.

👉 Atlet aja pake self talk buat ningkatin fokus dan daya tahan.

👉 Orang biasa kayak kita juga bisa dapet benefit: imun lebih kuat, stres berkurang, jantung lebih sehat, bahkan bikin awet muda (seriusan!).

Pokoknya kalau pikiran sehat, tubuh juga lebih happy.

Cara Biar Self Talk Lebih Positif

Sebelum bisa jago ngomong manis ke diri sendiri, yang paling penting harus tau dulu jenis pikiran negatif yang sering mampir. Biasanya ada 4 tipe:

1. Personalisasi → nyalahin diri sendiri mulu.

2. Melebih-lebihkan → bikin hal kecil jadi drama gede.

3. Bencana → langsung mikir skenario terburuk.

4. Polarisasi → mikirnya cuma hitam putih, nggak ada abu-abu.

Kalau udah bisa ngeh nih pola pikir negatif, pelan-pelan ubah ke arah positif. 

Emang butuh latihan, tapi kalau konsisten, hasilnya bakal kerasa banget.


Rapihin Bulu dan Daun, Ritual Receh Anti-Anxiety

Rabu, Agustus 13, 2025 0 Comments

Anti Anxiety


dianti site- Kalau kamu mikir anti-anxiety itu cuma bisa dari yoga, meditasi, atau staycation, coba deh upgrade mindset. 

Sekarang aku udah nemu resep ampuh yang nggak kalah healing, yaitu rapihin bulu dan daun. 

Yes, ini bukan metafora, ini literally nyisir bulu hewan peliharaan dan merapikan daun tanaman setiap hari.

Awalnya, aku kira kegiatan ini cuma hobi lucu-lucuan aja. 

Tapi ternyata, efeknya tuh ngena banget ke mental health. 

Anxiety yang dulu sering datang kayak iklan pop-up nggak jelas, sekarang makin jarang nongol.

Dari Gedebak-gedebuk ke Yaudahlah Jalanin Aja

Ibarat kata, perubahan dalam diri aku tuh dari genre yang gedebak-gedebuk dar der dor jadi jalanin aja dulu.

Kalo jalan aja dulu tanpa tujuan dan kepastian??? Red flag tuh (canda) ✌️

Dulu aku tipe orang yang ambisius parah.

Target hidup itu harus detail, harus kejadian sesuai rencana. 

Kalau nggak, otak langsung error, hati nggak tenang, dan tidur pun jadi drama.

Tapi semua mulai berubah waktu aku pindah ke pinggiran kota Tasikmalaya. 

Rumahku nggak fancy, tapi halamannya cukup buat pelihara hewan dan tanam sayuran. 

Aku punya ayam kampung, kalkun, merpati, lovebird, kucing, kelinci… plus kebun mini berisi kangkung, cabai, kacang, sampai tanaman hias di pot.

Setiap pagi, ritualnya selalu sama, yaa nyisir bulu hewan biar nggak kusut, ngecek daun yang layu, motong daun yang udah tua, nyapu kandang, dan siram tanaman. 

Sounds simple, tapi rasanya kayak soft reset buat otak.

Kenapa Bulu dan Daun Bisa Jadi "Obat" Anti-Anxiety?

Ternyata, ada alasannya kenapa kegiatan ini bikin hati adem:

1. Gerakan Rutin = Meditasi Terselubung

Nyisir bulu kelinci atau kucing itu bikin fokus. 

Suara ssrrk-ssrrk dari sisir, bulu yang rapi satu per satu… rasanya bikin pikiran tenang. 

Ini sama kayak orang yang merajut atau ngecat, cuma versinya lebih feather-friendly.

2. Sense of Achievement

Lihat bulu hewan jadi rapi atau tanaman jadi segar setelah dibersihin itu bener-bener memuaskan. 

Ada rasa "Yes, aku berguna hari ini!" tanpa harus nyelesain target kerja yang ribet.

3. Koneksi Emosional

Hewan dan tanaman itu merespons perhatian kita, serius deh. 

Hewan jadi manja, tanaman jadi subur. 

Dan ketika mereka tumbuh sehat, kita juga ikut merasa dihargai.

4. Mindfulness Natural

Merhatiin detail warna daun, tekstur bulu, atau aroma tanah basah bikin kita hadir penuh di momen itu. 

Anxiety biasanya muncul karena pikiran lari ke masa depan atau masa lalu, dan kegiatan ini narik kita balik ke "sekarang".

Capek Tapi Bikin Tidur Nyenyak

Jujur, ngurusin hewan dan tanaman setiap hari itu bikin pegel. 

Ada keringat, ada bau kandang, ada tangan kotor. 

Tapi justru itu yang bikin badan capek dengan cara sehat. 

Malamnya, tidur jadi lelap tanpa drama overthinking.

Tips Buat Kamu yang Mau Coba Resep Ini

Biar kegiatan ini nggak cuma jadi "niat doang", cobain trik ini:

Mulai dari Kecil

Nggak harus langsung punya kebun besar atau peternakan mini. 

Cukup pelihara satu ekor kucing atau punya tiga pot tanaman hias.

Jadwalin Waktu

Misalnya pagi sebelum kerja atau sore sebelum magrib. 

Kegiatan ini bakal jadi ritual wajib yang bikin kamu selalu punya jeda dari dunia digital.

Nikmati Prosesnya

Jangan buru-buru! rasain tekstur bulu, hirup aroma daun segar. 

Treat it as me time, bukan beban.

Kesimpulannya yaaa "Healing Nggak Harus Mahal"

Rapihin bulu dan daun mungkin kedengeran receh. 

Tapi buat aku, ini udah jadi life hack yang bikin anxiety turun drastis. 

Dari pinggiran kota, aku belajar kalau ketenangan nggak datang dari liburan mewah, tapi dari momen sederhana yang kita jalani setiap hari.

Jadi kalau besok kamu lagi suntuk, coba aja ambil sisir, rapihin bulu hewan peliharaanmu, atau petik daun kering di pot. 

Siapa tahu, ketenangan yang kamu cari udah ada di halaman rumah sendiri.*



Cerita Me Time yang Nggak Kamu Sangka dari Seekor Kalkun

Selasa, Agustus 12, 2025 0 Comments



Slow Living - Dianti - Siapa bilang cuma manusia yang butuh me-time? 

Nih, kenalin: Si kalkun di kandang rumah aku. 

Dia hidup di pinggiran kota, nggak punya akun Instagram, apalagi jadwal healing ke pantai, tapi skill menikmati hidupnya… jago banget!

Pagi itu udara masih adem, suara motor belum terlalu rame, dan matahari baru nyembul malu-malu di balik atap rumah tetangga. 

Aku jalan ke kandang sambil bawa segenggam jagung buat sarapan hewan-hewan. 

Eh, pas nyampe, si kalkun ini bukannya langsung nyamperin. 

Dia malah berdiri santai di pojokan, nyender ke pagar kandang, matanya setengah merem, bulu-bulunya mengembang kayak habis blow dry.

Aku cuma bisa mikir: 

Wih, ini sih bukan sekadar kalkun… ini vibes-nya kayak orang yang udah check-in hotel, pesen es kopi susu, terus duduk di balkon sambil dengerin lagu mellow.


Definisi Me-Time Ala Kalkun

Kalau manusia, me-time bisa berarti pergi ke kafe, nonton film, atau staycation. 

Tapi buat kalkun ini? Simple aja.

Nggak ada listrik, nggak ada kuota internet, cuma tanah kering, sinar matahari, dan jarak aman dari kerumunan ayam-ayam berisik. 

Dia cuma diem, sesekali ngelirik kanan-kiri, kadang melek sebentar lalu merem lagi.

Intinya: slow living tanpa ribet.

Pelajaran yang Aku Ambil:

Jujur, aku jadi mikir: kita sering banget nyari tempat jauh buat istirahat, padahal nggak selalu perlu. 

Me-time bisa kita dapetin di tempat yang udah familiar, asal kita mau nyisihin waktu buat nikmatin momen.

Si kalkun ini ngajarin aku 3 hal:

1. Jauh dari keramaian itu penting – bahkan ayam pun butuh privasi.

2. Nggak semua waktu harus produktif – rebahan itu juga investasi energi.

3. Nikmatin yang ada – mau tanah, matahari, atau udara, semua bisa jadi sumber bahagia.

Pinggiran Kota dan Vibes-nya

Tinggal di pinggiran kota punya keuntungan sendiri. 

Masih ada suara burung gereja, aroma tanah habis hujan, dan ruang buat bikin kandang kecil. 

Tapi juga masih deket kalau mau ke minimarket atau beli gorengan depan gang.

Kombinasi dua dunia ini bikin me-time terasa lebih gampang dijalanin.

Tips Me-Time Simpel Ala Kalkun

Kalau kamu mau coba gaya me-time low budget tapi high healing, ini beberapa ide:

- Berjemur 10 menit di pagi hari sambil minum teh.

- Duduk di teras tanpa pegang HP.

- Lihat hewan atau tanaman di sekitar rumah.

- Tarik napas dalam, buang pelan-pelan, sambil mikir… “hidup nggak harus buru-buru.”

Penutup

Kadang, kita terlalu sibuk ngejar hal besar sampai lupa nikmatin hal kecil. 

Si kalkun di kandang ini mungkin nggak ngerti konsep self-care, tapi tiap kali aku liat dia santai di pojokan, aku langsung keinget kalau me-time itu hak semua makhluk hidup.

Jadi, kalau lagi penat, coba mode kalkun: diem sebentar, hirup udara, nikmatin momen, dan biarkan dunia jalan tanpa kamu harus ikut lari-lari.


Scroll Media Sosial Buat Healing, Tapi Malah Jadi Triggering?

Senin, Juni 02, 2025 0 Comments

“Waspada efek samping media sosial yang diam-diam bikin mental makin runyam”

Pernah nggak sih, niatnya scroll-scroll santai di TikTok atau Instagram buat nyari hiburan, tapi ujung-ujungnya malah ngerasa kosong,overthinking, atau bahkan insecure sendiri? 

Padahal awalnya cuma pengen healing, eh malah jadi triggering

Media sosial emang nyenengin, tapi kalau udah mulai nggak bisa lepas dan bikin hati capek, itu bisa jadi tanda bahaya loh.

Selain itu, media sosial bisa bikin kecanduan dan ternyata ada  pengaruhnya pada kesejahteraan mental.

Oleh karena itu, penting banget buat sesekali ambil jeda dari dunia maya. 

Yuk, kenali sinyal-sinyalnya sebelum makin tenggelam di dunia scroll-scroll tanpa akhir.


Kok Bisa Kecanduan Medsos?

Media sosial itu emang udah didesain biar betah dan terus-terusan buka. 

Semakin lama online, makin banyak cuan yang masuk buat platform-nya lewat iklan dan engagement.

Tapi bukan cuma desainnya aja, otak kita juga ikut main. 

Tiap dapet likes, komentar, atau notifikasi, otak mengeluarkan dopamin (hormon yang bikin happy). 

Karena efek ini nyenengin, otak jadi nagih, akhirnya makin susah buat lepas dan jadi kecanduan tanpa sadar.


5 Dampak Kecanduan Media Sosial ke Kesehatan Mental


Ngerasa Nggak Percaya Diri

Feed medsos dipenuhi foto-foto yang udah diedit dan difilter habis-habisan. 

Lihat itu tiap hari bisa bikin ngebandingin diri sendiri sama standar kecantikan atau pencapaian orang lain. 

Akibatnya? Muncul rasa insecure, minder, dan bahkan self-hate.


FOMO (Fear of Missing Out)

Takut ketinggalan tren, gosip, atau update bisa bikin terus-terusan ngecek medsos. 

Lama-lama jadi cemas sendiri kalau nggak tau apa-apa. 

FOMO ini salah satu pemicu kenapa kita jadi susah banget lepas dari HP.


Makin Ngerasa Kesepian

Ironis, ya. 

Katanya media sosial buat “connect" tapi kenyataannya malah bikin jauh sama lingkungan sekitar.

Lagi kumpul tapi semua sibuk scroll

Rasanya jadi sendirian di tengah keramaian.

4. Mood Swing: Dari Happy ke Depresi

Gara-gara terlalu sering cari validasi dari medsos (like, views, followers), mood jadi gampang naik turun.

Apalagi kalau nggak dapet respon sesuai ekspektasi. 

Ini bisa memicu stres, kecemasan, sampai depresi.

5. Perundungan Digital (Cyberbullying)

Komentar jahat, body shaming, atau bahkan fitnah bisa terjadi di medsos. 

Buat yang belum siap mental, ini bisa ninggalin luka emosional yang dalem banget, bahkan trauma.


Terus, Harus Gimana Dong?

Tenang, solusinya bukan harus uninstall semua platform dan jadi antisosial. 

Tapi bisa mulai dari hal kecil, seperti:

Batasi waktu online dengan fitur screen time.

Pilih konten yang sehat buat pikiran dan hati.

Jeda sejenak kalau udah ngerasa overwhelmed.

Fokus ke hubungan real-life yang bikin kamu ngerasa dihargai dan didengar.


Scroll Boleh, Tapi Jangan Sampai Soul Down

Media sosial boleh jadi tempat seru buat cari hiburan, belajar hal baru, atau terkoneksi sama dunia luar. 

Tapi jangan lupa, kesehatan mental tetap nomor satu. 

Kalau udah ngerasa capek, bandingin diri terus, atau jadi gampang cemas cuma karena nggak buka medsos sehari, mungkin ini saatnya ambil jeda.

Nggak ada salahnya slow down, nikmatin hidup di dunia nyata, dan jaga kewarasan diri sendiri.

Scroll boleh, asal jangan sampai bikin soul jadi down,”



Biar Hidup Lebih Chill, Cobain Vakum dari Medsos Beberapa Hari Aja!

Rabu, April 30, 2025 2 Comments
Ilustrasi AI: "Vakum dari Medsos"

dianti.site- Gimana rasanya kalau sehari aja tanpa medsos? Mungkin awalnya kikuk, tapi ternyata banyak banget manfaatnya buat kesehatan mental! 

Media sosial memang seru buat update dan ngikutin tren, tapi kalau nggak bijak, bisa bikin pikiran penuh sama tekanan dan perbandingan diri. 

Makanya, cobain vakum dari medsos biar hidup lebih santai dan fokus sama hal yang lebih bermakna.  

Apa Itu Vakum dari Medsos? 

Vakum dari medsos berarti ngasih jeda sejenak dari interaksi digital. 

Bisa sekadar ngurangin waktu scrolling, mute notifikasi, atau kalau perlu uninstall aplikasi sementara.

Intinya, biar nggak terus-terusan terpapar info yang bikin stres atau insecure.  

Vakum bukan berarti anti teknologi, tapi lebih ke bikin batasan yang sehat supaya kita bisa menikmati hidup tanpa selalu bergantung sama medsos. 

Cobain deh buat vakum dari sosmed, beberapa hari aja udah cukup worth it sih.

Kenapa Vakum dari Medsos Worth It?

1. Lebih Santai, Bebas Drama

Vakum dari medsos bikin kita nggak perlu lihat postingan yang bikin overthinking atau bahkan bikin overwhelmed.

2. Waktu Lebih Banyak Buat Diri Sendiri

Karena nggak ke-distract medsos, kita bisa fokus buat menikmati hidup, refleksi diri, dan nikmatin momen tanpa gangguan layar HP.  

3. Fokus & Produktivitas Meningkat 

Tanpa scrolling yang nggak ada ujungnya, kita bisa lebih produktif dan fokus sama kegiatan yang beneran bermanfaat.  

4. Lebih Kenal Diri Sendiri 

Vakum dari medsos bikin kita bisa lebih mengenal diri, nggak cuma ikut tren atau ngikutin opini orang lain.  

5. Stop Bandingin Diri Sama Orang Lain

Kadang lihat pencapaian orang lain di medsos bikin kita merasa nggak cukup baik. 

Padahal, nggak semua yang dibagikan sesuai kenyataan. 

Dengan vakum, kita bisa lebih fokus sama progres diri sendiri tanpa tekanan.  

Kesimpulan

Vakum dari medsos nggak harus selamanya, tapi cukup buat ngasih ruang supaya kita bisa lebih bijak menggunakannya. 

Cobain deh sekali-sekali, dan rasakan bedanya, lebih chill, lebih fokus, dan lebih menikmati hidup yang sebenarnya!  


Best Moment Blogging Bagiku si Pelaku Slow Living dan Ternak Polikultur Unggas

Selasa, Maret 25, 2025 0 Comments

dianti.site- Di era digital yang semakin berkembang, blogging telah menjadi salah satu bentuk ekspresi diri. 

Bagiku yang merupakan salah satu pelaku slow living dan peternak polikultur unggas, blogging bukan sekadar aktivitas menulis, tetapi juga menjadi sarana untuk mengabadikan perjalanan hidup dengan lebih sadar. 

Menulis blog tentang pengalaman sehari-hari tidak hanya memberikan manfaat pribadi, tetapi juga berkontribusi dalam membangun komunitas yang lebih luas.

Slow living menurutku merupakan filosofi hidup yang menekankan pada kesadaran penuh dalam menikmati setiap momen yang bahkan sebagiannya menjadi rutinitas harian.

Begitu pula dengan peternakan polikultur unggas, yang mengajarkan keseimbangan ekosistem dan kesabaran dalam mengelola kehidupan ternak. 

Dengan menggabungkan keduanya dalam sebuah blog, aku berusaha menciptakan catatan perjalanan yang berharga dan berdampak positif bagi kesehatan mental.

Blogging sebagai Sarana Mengabadikan Momen Berharga

Bagiku si pelaku slow living dan peternak unggas polikultur, setiap momen memiliki makna tersendiri. 

Blogging menjadi cara untuk mendokumentasikan perjalanan ini agar tidak hilang begitu saja dalam ingatan. 

Berikut beberapa alasan mengapa blogging menjadi cara terbaik untuk mengabadikan momen:

Refleksi Diri

Menulis tentang pengalaman sehari-hari memungkinkan aku untuk merefleksikan apa yang telah dilalui. 

Ketika menuliskan perjalanan dalam beternak unggas, sangat memungkinkan kembali untuk dapat melihat kembali perkembangan yang telah dicapai, tantangan yang berhasil diatasi, dan pelajaran berharga yang didapat.

Dokumentasi Perjalanan Ternak

Dalam polikultur unggas, setiap unggas memiliki karakter unik yang menarik untuk diperhatikan. 

Ada momen ketika ayam kampung mulai bertelur untuk pertama kali, kalkun yang menunjukkan perilaku sosialnya, atau merpati yang mulai terbiasa dengan lingkungan barunya. 

Semua kejadian ini tentu menjadi cerita menarik yang layak diabadikan dalam blog.

Interaksi dengan Alam dan Hewan

Blogging juga menjadi sarana untuk menceritakan pengalaman berinteraksi dengan alam dan hewan. 

Peternakan polikultur unggas bukan sekadar tentang produksi, tetapi juga tentang memahami ritme alam dan membangun hubungan yang harmonis dengan hewan ternak.

Dampak Positif Blogging bagi Kesehatan Mental

Selain sebagai dokumentasi perjalanan, blogging memiliki dampak besar dalam meningkatkan kesehatan mental. 

Ya, ternyata sering berinteraksi dengan hewan ternyata menjadi salah satu sumber relaksasi bagi pikiran.

Berikut ini beberapa manfaat utama blogging bagi kesehatan mental yang sudah aku rasakan:

Mengelola Stres dan Kecemasan

Menulis adalah bentuk terapi yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. 

Ketika menuliskan pengalaman, perasaan yang sebelumnya terasa berat bisa menjadi lebih ringan.

Baca juga: Rutinitas Pagi Sore dalam Pemeliharaan Sistem Polikultur Unggas

Menumbuhkan Rasa Syukur

Blogging juga sangat memungkinkanku untuk lebih sadar terhadap hal-hal kecil yang sering terlewatkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan menuliskan pengalaman unik dalam beternak unggas dan menjalani hidup secara perlahan,  ternyata aku bisa berlatih dan terus belajar untuk bisa lebih menghargai setiap momen yang terjadi.

Membangun Komunitas dan Koneksi

Blogging tidak hanya tentang menulis untuk diri sendiri, tetapi juga tentang berbagi pengalaman dengan orang lain. 

Melalui blog, ternyata aku bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama, bertukar ide, serta saling memberikan motivasi.

Kisah Bahagia Merawat Unggas dan Mengabadikannya dalam Blog

Menjalani slow living dengan merawat unggas adalah pengalaman yang penuh kehangatan dan kejutan menyenangkan. 

Setiap hari membawa cerita baru, dari momen pertama memulai peternakan hingga kejadian-kejadian kecil yang mengundang tawa.

Aku masih ingat saat-saat pertama memulai beternak 2 ekor ayam, hingga akhirnya menjadi polikultur unggas. 

Suasana pagi yang sejuk, suara kokok ayam bercampur dengan kelembutan angin yang menyapu dedaunan. 

Aku merasa hidup lebih dekat dengan alam, membuka kandang ayam kampung untuk pertama kali dan melihat mereka dengan penasaran menjelajahi pekarangan membuatku tersenyum. 

Setelah itu, aku menyadari bahwa setiap langkah kecil dalam perjalanan ini adalah sesuatu yang layak diceritakan.

Di hari-hari berikutnya, aku menemukan banyak kejadian unik dan lucu. 

Ada satu kalkun yang bertingkah seperti manja, mengikutiku kemana-mana, hingga sekarang pun demikian. 

Merpatiku juga punya kebiasaan unik, mereka suka terbang mengikuti langkahku seolah menganggapku bagian dari kawanan mereka. 

Kadang aku mengabadikan momen ini dalam foto dan video, kebahagian yang didapat dari hewan ternak ternyata terasa hangat.

Namun tidak semua hari berjalan mulus, ada saat ketika cuaca ekstrem membuatku harus bekerja lebih keras untuk memastikan unggasku tetap sehat. 

Pernah suatu kali ayam-ayamku tampak kurang bersemangat, bahkan beberapa diantaranya mati.

Setelah beberapa hari mengamati serta mencari solusi, aku menemukan bahwa mereka membutuhkan asupan makanan tambahan di musim hujan. 

Mengatasi tantangan seperti ini memberiku kepuasan tersendiri, dan menuliskannya dalam blog bukan hanya sebagai dokumentasi.

Tetapi juga sebagai pengingat bahwa setiap rintangan bisa dilewati dengan kesabaran.

Yang paling membahagiakan adalah bagaimana slow living mengubah cara pandangku terhadap kehidupan. 

Dulu, aku selalu terburu-buru, tetapi sekarang aku lebih menikmati setiap proses. 

Aku tidak hanya merawat unggas, tetapi juga menikmati setiap interaksi kecil yang terjadi setiap hari. 

Dari kebiasaan ayam yang mencari tempat favorit untuk bertelur hingga momen saat kalkunku perlahan menjadi jinak dan mulai percaya padaku. Semua ini terasa begitu berharga.

Mengabadikan pengalaman ini dalam blog adalah bagian dari kebahagiaan itu sendiri. 

Aku bisa melihat kembali cerita-cerita yang sudah kutulis dan merasakan kembali momen-momen tersebut seolah baru terjadi kemarin. 

Lebih dari itu, berbagi cerita ini dengan pembaca yang memiliki ketertarikan yang sama menciptakan rasa kebersamaan yang luar biasa.

Baca juga: Manajemen Polikultur Unggas: Efisiensi Pakan, Perilaku, dan Pencegahan Konflik

Trik yang Aku Lakukan untuk Blogging dan Mengabadikan Momen Slow Living dengan Unggas

Menjaga konsistensi dalam menulis blog bukan hal yang mudah, terutama saat sibuk dengan kegiatan peternakan dan menjalani filosofi slow living

Berikut beberapa trik yang aku lakukan agar tetap bisa menulis blog dengan nyaman dan konsisten:

Menjadikan Blogging sebagai Rutinitas Ringan

Aku tidak memaksakan diri untuk menulis panjang setiap hari. 

Aku hanya mencatat pengalaman harian secara singkat, lalu mengembangkannya menjadi tulisan lebih panjang saat waktu memungkinkan.

Menulis dengan Autentik

Blogging bukan tentang membuat cerita sempurna, tetapi tentang berbagi pengalaman nyata. 

Aku selalu menulis dengan gaya yang mencerminkan kepribadianku agar tulisan terasa lebih natural dan menarik.

Menggunakan Foto dan Video sebagai Pendukung Cerita

Foto dan video menjadi pelengkap dalam blog, terutama untuk menunjukkan perkembangan ternak dan mengabadikan suasana peternakan.

Berinteraksi dengan Pembaca

Aku senang berinteraksi dengan pembaca melalui media sosial. Hal ini membuatku semakin semangat menulis dan merasa bahwa ada komunitas yang mendukung.

Kesimpulan

Ternyata bagiku blogging bukan hanya tentang berbagi pengalaman, tetapi juga tentang mengenali dan merayakan perjalanan hidup. 

Bagi pelaku slow living dan peternak polikultur unggas, blogging adalah cara untuk mengabadikan best moment dengan lebih sadar.