dianti.site- Kalau ada yang bilang urban farming itu cuma hobi “gabut”, percayalah…mereka belum pernah ngerasain panen kangkung sendiri di rooftop yang panasnya kadang kayak neraka sedang promo diskon 90% wkwkwk.
Sebagai orang yang suka eksperimen tanaman (dan kadang sok percaya diri), aku akhirnya bikin kebun kecil di rooftop rumah yang luasnya lumayan, anginnya semriwing, dan mataharinya full all you can shine.
Semuanya bermula dari satu keputusan sederhana “Daripada galon bekas numpuk, mending dijadiin pot.”
Dan begitulah kisah zero waste-ku dimulai.
Galon-galon bekas air mineral yang tadinya cuma nunggu dijual kiloan, berubah jadi pot kece yang siap menampung tanaman.
Serius, mereka langsung naik kasta dari “sampah plastik tak berguna” menjadi “pot urban farming kalcer” itu menurutku ya, menurutku aja.
Kenapa Kangkung? Kenapa Bangkok?
Ada banyak pilihan tanaman sebenarnya, tapi kenapa aku pilih kangkung bangkok?
Jawabannya simpel:
- Kangkung itu bandel, cocok buat pemula.
- Cepat panen, jadi gak bikin galau nunggu lama kayak PDKT apalagi kalo ujungnya HTS-an, run lah!
- Kalau beli di pasar harganya receh, tapi kalau nanam sendiri… rasanya ulalaaa berharga banget.
- Kangkung bangkok itu cakep, daunnya besar, batangnya gagah, cocok difoto (penting).
Dan yang paling penting, aku penasaran:
“Kenapa namanya bangkok? Emang dia pernah travelling?”
Ternyata bukan. Itu cuma jenisnya aja. Tapi gapapa, yang penting terlihat lebih “premium”.
Rooftop: Surga Mini sekaligus Arena Gladiator
Kangkungku ditanam di rooftop yang notabene luas dan terbuka.
Kedengarannya sih menyenangkan, kayak punya kebun di atas dunia, tapi kenyataannya mirip arena gladiator, karena:
- Anginnya kenceng, kadang sampai daun melambai-lambai kayak artis dangdut.
- Mataharinya super niat, bisa bikin tanaman cepat tumbuh tapi juga cepat lemas kalau lupa disiram.
- Hujan tiba-tiba? Wah, itu boss level.
Walaupun begitu, aku tetap cinta rooftop ini.
Disinilah konsep urban farming hidup.
Baca juga: Daur Hidup Pertanian dan Peternakan di Rumah: Siklus yang Tak Pernah Berakhir
Bukan sekadar nanam buat gaya-gayaan, tapi juga buat membuktikan bahwa lahan sekecil apapun bisa jadi sumber kebahagiaan, asal mau kreatif.
Dan tentu saja, semua tanaman di rooftop-ku 100% organik.
No kimia, no drama residu, no pusing mikirin efek samping.
POC: Pupuk Ajaib yang Bikin Kangkung Montok
Aku pakai POC (Pupuk Organik Cair) homemade dari fermentasi sisa dapur.
Mulai dari air cucian beras, kulit bawang, daun sisa masak, sampai ampas sayur, semua didaur ulang biar gak jadi sampah sia-sia.
Pokoknya full zero waste.
Sampah dapur tidak pergi ke tempat sampah, tapi naik pangkat jadi nutrisi tanaman.
Dan hasilnya?
Kangkungnya tumbuh dengan percaya diri.
Daun lebar, warna hijau pekat, dan batangnya… aduh, montok banget.
Rasanya setiap kali lihat tanaman itu, aku pengen bilang:
“Adeeek, jangan gede-gede amat. Nanti takut sombong.”
Setiap tiga hari sekali, POC kusiramkan dengan penuh kasih sayang.
Dan seperti biasa, si kangkung merespons dengan pertumbuhan super gesit.
Aku sampai heran, “Ini kangkung atau anak kecil yang baru disuruh makan sayur?”
Perawatannya: Dari Disiram Sampai Disayang
Merawat kangkung ternyata jauh lebih santai daripada merawat tanaman lain, bukan malika yang dibesarkan seperti anak tiri, ehhh salah...
Kangkung itu chill banget, yang penting:
-
Dapat air cukup
-
Dapat sinar matahari
-
Sesekali disemprot pestisida nabati biar gak diganggu serangga
Yups, aku juga bikin pestisida nabati sendiri: dari bawang putih, daun sirsak, atau air cabai.
Yang penting, semuanya organik.
Baca juga: Kebun dan Ternak Rumahan, Kita Usahakan Mandiri Pangan
Serangga cuma datang, cicip sedikit, lalu sadar bahwa “ini tanaman sehat, terlalu kuat untuk kami.”
Walaupun begitu, ada masa-masa di mana kangkungku sedikit tersinggung sama cuaca.
Pernah suatu hari angin rooftop terlalu niat, sampai beberapa daun miring kayak habis disuruh ikut lomba balap barongsai deh.
Tapi karena mereka kuat, semuanya balik sehat lagi.
Hari Panen: Saat Recehan Berubah Jadi Emas Emosi
Setelah beberapa minggu, tibalah hari panen.
Aku naik ke rooftop sambil bawa pisau dan gunting, feeling excited kayak mau mengambil rapor waktu SD.
Dan jreeeng kangkung bangkokku tumbuh subur banget.
Lebarnya, tingginya, warnanya… semuanya cakeep.
Saat mulai memanen, ada rasa pride yang sulit dijelaskan.
Bukan karena kangkungnya mahal, tapi karena aku menanamnya dari nol.
Tiap batang yang kupotong rasanya seperti:
“Ya ampun, ini hasil kerja keras aku sendiri!”
“Ini bukan kangkung biasa. Ini kangkung PREMIUM!”
Kalau beli di pasar? Harga cuma seribu dua ribu.
Kalau panen sendiri?
Berasa panen emas hijau.
Aku tahu ini terdengar lebay, tapi perasaan bahagianya itu nyata.
Rasanya seperti semua siraman, semua cek kondisi daun, semua semprotan POC… terbayar lunas.
Bahkan aku sempat foto-foto kangkung hasil panen.
Bukan soal pamer, tapi buat dokumentasi kenangan manis antara aku dan tanaman, galon bekas, POC gratisan, dan sedikit cinta.
Masak Sendiri = Nilai Bahagia Naik 300%
Begitu masuk dapur, kangkung rooftop ini langsung naik level lagi.
Dibuat tumis bawang putih sederhana aja udah nikmat.
Rasanya renyah, segar, dan entah kenapa beda dari kangkung pasar.
Mungkin ini namanya “rasa usaha sendiri”.
Setiap kunyahannya…
“Wah, ini hasil keringatku!”
Setiap suapan…
“Inilah kebahagiaan versi urban farming.”
Dan sejak hari itu, aku makin yakin:
Urban farming bukan cuma aktivitas, tapi terapi hati.
Bikin kita sabar, menghargai proses, dan bahagia dengan hal-hal kecil.
Kesimpulan ala Emak-Emak Rooftop Farmer
-
Rooftop luas? Tanam dong. Sayang kalau cuma buat jemur baju.
-
Galon bekas? Jangan dibuang. Pot kangkung terbaik justru ditanam disitu.
-
POC? Gunakan yang organik. Tanaman sehat, bumi juga senang.
-
Kangkung bangkok? Receh di pasar, berharga di hati kalau panen sendiri.
-
Urban farming? Seru, menenangkan, dan bikin ketagihan.
Siapa sangka tanaman sederhana seperti kangkung bisa membawa kebahagiaan sebesar ini?
Kalau nanti panen lagi, kayaknya aku bakal bikin acara syukuran kecil.
Minimal traktir diri sendiri es teh manis. Kan seger, segernya sama kayak panen kangkung pertama. hihihi***




Memang ya mba kalo memanen hasil sendiri itu rasanya beda lebiih ke kebanggan pribadi meskipun klo beli pun sebenarnya banyak tapi rasanya beda yakkk apalagi ini semua juga organik semua pupuk2 nya juga bikin sendiri hebat sie ini mbaa...aku dl juga sempet namaem hidroponik tapi buat vitamin2 nya juga beli gak yg bikin sendiri sie hehehe
BalasHapusCape tapi lebih banyak senengnya, apalagi kalo udah panen.. ngerasa besok bakal jadi petani sukses dengan lahan hektaran, hehehe
HapusSebagai pecinta kangkung, jadi kebayang banget se-happy apa bisa masak kangkung dari hasil nanem sendiri.
BalasHapusDann tulisan mba ini lucu banget, aku sangat terhibur membaca dari awal sampai akhir. Hehehe
Happy banget mbak, boleh dicoba di rumah..
HapusHehehe.. semoga menghibur yaaa
Wah seru banget menanam di rooftop ya. Apalagi tanamannya cepat tumbuh dan pakai pupuk organik. Pengen juga seperti ini cuma nggak tahu bisa telaten atau ngga nih
BalasHapusCobain mbak... Kangkung mah tinggal tabur, tinggalin, tiba² panen deh, hehe
HapusMbaaakk aku pernah juga nih menanam beberapa sayuran di rumah tapi yang hidup adalaaahh... yak...benar.... kangkung hahaha. Gak tahu kenapa ini yang paling gampang, walau kek gak diapa2in aja dia bisa hidup rimbun haha.
BalasHapusTrus aku panen dan bikin sayur wkwk. Sekarang belum nanam2 lagi jadi pengen nanam lagi. Soalnya hepi banget bisa menanam sayur sendiri tuuu. Apalagi bisa dimasak dan dimakan ya haha
Nyari benih kangkung bangkoknya di manakah? Itu berarti pakai galon yang ukuran agak besar ya. Tanah biasa dicampur pupuk gitukah biar tumbuh subur? Saya nanam cabe gagal terus kena cuaca ekstrem. Hiks.
BalasHapuswuiiih seru dan bahagia banget ya mba....makan hasil bercocok tanam sendiri. Keren banget mba menyulap sampah plastik menjadi barang yang berguna, emang kangkung ini idola banget buat yang ingin berkebun soalnya mudah tumbuhnya.
BalasHapuskangkung ini memang termasuk pilihan yang paling aman ya kalau mau memulai urban farming. bahkan ada yang sekalian bikin ternak lele yang di atasnya ada kangkungnya juga. kalau saya masih belum jago nih berkebun ini masih belajar merawat tanaman hias aja dulu hihi
BalasHapusDaku permah kak tanam kangkung di halaman rumah, gegara dapat bibit gratis pas acara CFD. Pas panen memang seru, karena melihat rimbunnya dan hijau si tanaman kangkung. Cuma gak bertahan lama, karena kangkungnya langsung dikonsumsi sendiri dan dikasih ke kolam ikan hehe
BalasHapusKalau baca cerita orang yang sukses berkebun tuh seneng banget. Tapi aku berkali-kali mencoba menanam sayur dan bunga. Belum juga berhasil ini nanam anggur masih belum menikmati hasilnya
BalasHapusIyaaa nyenengin banget yaaa ketika panen tanaman sendiri gini. Alhasil sampah organik juga jadi lebih bermanfaat untuk dijadikan PCO. Ikut senang lihatnya nih.
BalasHapus